Minggu, 25 Agustus 2019

Rindu yang menggugat #40


Gugatan-gugatan rindu berserakan di bawah lentera
Tulang rusuk perjuangan terhantam sejarah yang kelam
Aku mencintaimu melalui derita dan melawan oligarki negara
Cerita rakyat penuh warna walau tumpul dalam Dekapan setan tanah yang berdasi 
Pergerakan gerilya membungkus gelisah dalam jiwa
Aku diam membisu dalam dunia yang di jajah tujuh naga 
Cintaku hanya asing bagi rupamu yang jelita
Senandung mendayung di balik awan hitam
Senjata serdadu membara di sudut kota
Jeritan rindu tersimpan rapih dalam gubuk cerita
Memolah gugatan gugatan cinta yang penuh derita
Buku-buku sejarah dibakar aparat negara
Cinta dan kasih terjajah oleh kebodohan yang nyata
Aku mencintaimu dalam luka saka yang ditutupi media masa
Renung hikayat lupa pada adat pusaka
Kemarin ada bapa tua menangis di dibalik jendala
Gedung gedung tinggi sibuk pesta pora
Hingga lupa bahwa banyak derita di papua sana
Cintaku hilang dirampas negara
Rinduku lenyap oleh moncong senjata yang buta hakikatnya manusia
Bangun jiwa, cinta dan raganya walau sakit terasa
Ku kabarkan Kasih anarki dari gugatan gugatan rindu tulang rusuk perjuangan
bahwa esok aku akan menjelma menjadi reruntuhan rumah yang digusur penguasa
Aku akan menjelma menjadi tangisan derita di pelosok desa
Aku akan menjelma menjadi luka para petani yang kehilangan cangkul dan tanahnya pertiwi
Aku akan menjelma menjadi jaring pembangkang nelayan yang melawan reklamasi
Dan terakhir Aku akan menjelma menjadi puisi yang memaksa kelopak matamu terbuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat untuk marsinar #2

Marsinar, perjalanku kini sudah terlalu jauh, aku melihat begitu banyak penderitaan di desa-desa, ada ibu imas yang setiap hari menanam ke...