Jumat, 09 Agustus 2019

Rindu yang menggugat #26

Jeritan bayi di malam itu
Memapas semua gugatan rindu pada hilir dan hulu
Seketika sepi jadi abu
Saat cintaku dihantam peluru
Saat asaku jadi asu
Betapa sakit dan menyedihkan

Malam itu, kuhabiskan waktu di tempat penggusuran,  meratapi reruntuhan bangunan pusat kota dengan nyanyian perjuangan

Dengarlah kekasihku, bahwa kemiskinan dan ketidakadilaan adalah sebab yang melatar belakangi semua pemberontakan ini
Mereka berontak walau terhadang angkatan darat
Mereka berontak walau badannya tertusuk ribuan kawat


Kekasihku, setiap malam aku di bayangi peluru panas angkatan darat, mereka punya senjata sukanya menghabisi nyawa manusia

Malam ini, akan ku kirimkan lagi sajak perlawanan dalam mimpimu, bahwa militerisme  harus di hapuskan dengan budaya welas - asih

Kekasihku, di bawah lentera merah ini
Aku akan berjuang untuk menyelamatkan ekonomi,  sosial dan intelektual dari jajahan sistem liberal

aku masih akan tetap menggugat rindu ini dalam garis perjuangan lalu menyuarakan perlawanan walau harus dibayangi moncong senjata angkatan darat.

Aditya permana
Kantor antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat untuk marsinar #2

Marsinar, perjalanku kini sudah terlalu jauh, aku melihat begitu banyak penderitaan di desa-desa, ada ibu imas yang setiap hari menanam ke...