Semakin ku pelajari
Perjalananku ini belum seberapa
Jika aku berjalan sendiri, tanpa berbagi,
Maka dari itu jalan sunyi adalah pilihan
Menuju pembebasan dan kebodohan
Perjalananku ini belum seberapa
Jika aku berjalan sendiri, tanpa berbagi,
Maka dari itu jalan sunyi adalah pilihan
Menuju pembebasan dan kebodohan
Aku makan dan muntahkan gugatan ini
Karena inti dari berjuang itu sendiri
Kita harus mengerti dari dua sisi
Bukan menghakimi anjing anjing yang masuk ke dalam irama dramaturgi
Karena inti dari berjuang itu sendiri
Kita harus mengerti dari dua sisi
Bukan menghakimi anjing anjing yang masuk ke dalam irama dramaturgi
aku hanya sendiri
Berjalan di tepi rindu yang terangsingkan
Benar - benar sendiri
Hingga tidur panjang dalam rayuan para manusia pembalut diksi
Berjalan di tepi rindu yang terangsingkan
Benar - benar sendiri
Hingga tidur panjang dalam rayuan para manusia pembalut diksi
Kita hanya ketiadaan
Hilang
Musnah
Sirna
Dan lenyap dalam pelukan malam yang berpura- pura melukis wajahnya jadi rembulan
Hilang
Musnah
Sirna
Dan lenyap dalam pelukan malam yang berpura- pura melukis wajahnya jadi rembulan
Inilah kesalahanku: memberiankanmu menari, lalu di nikmati para lanang yang ambigu, jejak - jejak rindu ini hanya serangkaian konotasi yang benalu,
Kau bisu, kau tuli, dan aku mencintaimu
Kau bisu, kau tuli, dan aku mencintaimu
Kita harus menatap rayya dalam kejelasan tanpa selalu diam, lalu memukul wajahku dengan goretan omong kosong secara perlahan, kau pengecut hanya berlari dalam angan angan, tertawa dan pergi tanpa menyuarakan kebenaran.
Aku katakan, mencintaimu bagaikan tersesat dalam hutan, aku hilang lalu pulang membawa jati diri yang telah kutemukan
Dan tiba pada akhirnya
Kita sama sama kehilangan rangkaian ingin
Aku kehilangan sebutir angan
Lalu kita saling kehilangan hadir
Karena kita tak lebih dari gugatan - gugatan
Rindu yang menyedihkan
Kita sama sama kehilangan rangkaian ingin
Aku kehilangan sebutir angan
Lalu kita saling kehilangan hadir
Karena kita tak lebih dari gugatan - gugatan
Rindu yang menyedihkan
Aditya permana
Kantor pikiran rakyat
Kantor pikiran rakyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar