Kau adalah pulang
Rembulan
Gelombang
Membawa aku pada sebuah jeritan sang malam
Kau adalah rindu
Merana
Sunyi
Sepi
Hingga berkarat pada jiwa yang sukat
Kau adalah alamat
Terjebak
Terdampar
Dan tersesat di lorong rindu yang menggugat
Aku ingin pulang, menceritakan semua penderitaan yang berjarak
Aku rindu, dan kita hanya bisu
Aku ingin pulang, mencium keningmu dalam riuh angin yang tak berkasih
Aku rindu, dan kita hanya sutra yang layu
Aku ingin pulang, memeluk badanmu dalam gugatan lorong yang terbuang
Aku rindu, dan kita hanya rayya yang di mayakan
Aku ingin pulang, menikmati luka dalam pikiran yang sunyi
Aku rindu, dan bolehkah aku pulang?
Aditya perman
Kampus biru
sejatinya perjuangan : Tidak ada manusia yang di lahirkan sia-sia, Aku mencintaimu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Surat untuk marsinar #2
Marsinar, perjalanku kini sudah terlalu jauh, aku melihat begitu banyak penderitaan di desa-desa, ada ibu imas yang setiap hari menanam ke...
-
Pada akhirnya kesepian jadi teman sejati, membanting raga yang sedang bermimpi untuk bangkit kembali, menusuk intuisi membuat nadi mati un...
-
Pelukan rimba hanya jadi pinus, tertusuk dunia kalut melontarkan kata yang hanya jadi pembalut, aku pergi membuang setiap keluh melawan dog...
-
Burung burung sirna sarangnya rembulan Perampasan sandang pangan kemanusiaan Orang orang diam enggan bersaksi Jeritan sukma harus dikab...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar