Dibalik gedung tinggi pencakar kemanusiaan
Aku kembali duduk termenung
Meratapi kota yang kini ambigu
Melihat para pemuda bercinta dan menari dalam etalase kesombongan
Hingga lupa dengan jejak - jejak gugatan rindu yang mencari keadilaan
Riuhnya penderitaan membuatku berlari untuk menyuarakan kemanusiaan
Kekasihku, telah banyak ku kirimkan sajak cinta di depan rumahmu
Berlapis baja hingga candu melihat wajahmu
Kekasihku, sampaikanlah gugatan ini pada hembusan doa angin malam
Untuk mereka
Yang ketakutan dan bersembunyi
Di bedakan dan di asingkan
Tegak dan hiduplah
Dalam penindasan
Aditya permana
Gedung indonesia mengunggat
sejatinya perjuangan : Tidak ada manusia yang di lahirkan sia-sia, Aku mencintaimu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Surat untuk marsinar #2
Marsinar, perjalanku kini sudah terlalu jauh, aku melihat begitu banyak penderitaan di desa-desa, ada ibu imas yang setiap hari menanam ke...
-
Pada akhirnya kesepian jadi teman sejati, membanting raga yang sedang bermimpi untuk bangkit kembali, menusuk intuisi membuat nadi mati un...
-
Pelukan rimba hanya jadi pinus, tertusuk dunia kalut melontarkan kata yang hanya jadi pembalut, aku pergi membuang setiap keluh melawan dog...
-
Burung burung sirna sarangnya rembulan Perampasan sandang pangan kemanusiaan Orang orang diam enggan bersaksi Jeritan sukma harus dikab...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar