Selasa, 06 Agustus 2019

Rindu yang menggugat #22

Ketika mereka diam dalam penderitaan kemanusiaan lalu memilih hilang dari perjuangan,
Maka,  akan kusampaikan rindu ini di depan pintu rumahmu,  bahwa Solidaritas cinta adalah senjata,  pukul balik perang pada penguasa

Kekasihku,  berjuang itu seperti jatuh cinta
Aku kehilangan kendali,
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di esok hari
Aku meninggalkan rasa
Takut ada yang memiliki dan
Ketakutan akan hilang  ketika jiwaku bertarung maupun bercinta

Lihatlah para serdadu yang bersenjata api,  setiap hari mereka ber-ejakulasi dengan para badut yang berdasi,  hingga lupa bahwa pelurunya itu untuk melindungi bukan mengahikimi

Kekasihku,  bagi mereka kemiskinan dan kebodohan adalah kejahatan,  hingga terlempar jauh dari asri nya tanah sendiri,  Cinta adalah perjuangan

Kekasihku,  kabarkan saja sajak ini pada sekumpulan korporat yang bersembunyi dari kakayaan dan kekuasaan,  bahwa cinta,  perjuangan dan kebersamaan,  akan tetap mengalir dalam darah rindu yang menggugat keadilaan.

Apa kau pernah bermimpi tentang semua anak yang mampu merasakan bangku pendidikan,  tentang para lansia yang tak lagi kelaparan, tentang pemuda yang tak lagi  diam membungkuk dari lorong kegelapan dan tentang dimana kedamaian bisa kita rasakan,  maka bangunlah mari suarakan perlawan dalam penindasan, karena sejatinya cinta adalah kemanusiaan.

1 agustus 2019
Gedung indonesia mengunggat
Aditya permana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat untuk marsinar #2

Marsinar, perjalanku kini sudah terlalu jauh, aku melihat begitu banyak penderitaan di desa-desa, ada ibu imas yang setiap hari menanam ke...