Senin, 30 Juli 2018

Anjeun Moal Mapah Nyalira

teriak ......
sekali lagi teriak ......
teriakan suaramu lebih kencang
lepaskan semua bebanmu


manusia memang selalu ingin terpandang benar dari kebenaran dan tidak mau salah dalam kesalahan,  entah tujuan apa yang mereka inginkan," entah ingin merasa kuat dan benar dalam lingkaran...entah" ,jangan takut dengan hal stigma yang kalian dapatkan sehari hari, Jangan merasa bahwa hidup ini tidak ada arti.

teriak ....
dan rasakan getaran teriakan itu pada jiwa 
dengarkan apa kata intusii 
dan ikuti perubahan yang kau harapkan 

sudah saat nya kau pertunjukan pentasmu,
"ayooo.... berdirilah, Ini jiwamu, ini ragamu, ini jalanmu, ini rumahmu dan ini harimu",jangan takut dengan stigma, lawan stigma itu dengan ketulusan, sadarkan semuanya bahwa kau mampu, bahwa kau setara dan kau bisa, berikan mereka senyuman yang bisa menyadarkan bahwa semua manusia yang dilahirkan tidak ada yang sia- sia. 

tersenyumlah dengan hal stigma yang kau dapatkan 
dalam stigma kau akan belajar bagaimana direndahkan oleh sesama manusia
bahagialah dalam stigma kau akan tau bahwa hidup itu seperti apa

jangan permasalahkan siapa yang menolongmu dan siapa yang peduli denganmu, yang bisa menolongmu untuk melangkah adalah kakimu dan tuhanmu sendiri.

 percayalah seberat apapun bebanmu 
kau pasti bisa keluar dan berjalan 
kau ini manusia 
dan kau ini berguna

keluar dalam badai memang tidak mudah, namun badai pun pasti akan berlalu.  



















Rabu, 18 Juli 2018

La Tahzan Innallaha Ma'ana


Ada raya didalam jiwa yang terluka
Menangis dan merintih memohon ampun pada rabbnya
Intuisi illahi selalu berbicara
Bahwa sudah waktunya puan mengerti
Tentang laa tahzan innallaha ma'ana

Simphoni damai merucut dalam raga
Takdir mengajak kaki bergelut dalam raya
Dermaga literasi membunuh yang fana
Merengkat cerita dalam rencana

Air mata mengalir dalam ketakutan
Terbayang sisa sisa kegelisahan
Kini puan pergi memanah kejahatan
Menutup diri dengan atas nama kebaikan 
Gelisah puan kini selalu bermakna
Adaptasi dengan kata la tahzan innallaha ma'ana
Membunuh lara berpijak dilubang kebaikan




Rabu, 11 Juli 2018

Bulan Juli

Cerita lama dalam bulan juli puan menunggu fajar pagi dengan pakaian pakaian serba putih
Bunga bunga halaman melindungi air mata yang menusuk bulan dan egosentris  
Akar akar bercerita tentang perempuan yang menari di sungai yang penuh gelombang
Puan memang sedang menikmati hal hal yang bersifat librani

Tak ada yang lebih indah dari bulan juli Menikmati hari dengan perubahan diri
Tak ada yang fana dengan waktu Bercadar menutupi pekat zat yang abadi
Berbisik dengan tiga pagi  Mengirim air mata pada tanah , bulan, bintang dan pelangi
kertas kertas tergulung dalam syair keresahan  Bercerita tentang jasad yang akan mati

puan selalu marah ketika ada orang yang memuji dan menghina
Hei kau  
Aku tak ingin dipandang berlebihan biarkan aku saja yang tau dimana letaknya kebaikanku
Dan begitupun aku tak ingin di hina karena aku dilahirkan bukan untuk menjadi manusia yang hina
Biarkan caraku sendiri yang mencarinya

Perjalanan puan memang Panjang dari gelap berlabuh dalam putih
Transisi hari mengayungkan waktu yang tersiasati
Selalu membelai, bercumdu dengan kedamaian
Menangisi kesalahan yang ada dalam diri



Cemara



Entah kemana tujuan ini terhenti
Mencari berbagai macam yang bersifat urgensi
Ada banyak momen yang membuat berseri seri
Seakan jati diri terbawa dalam komposisi

Waktu ke waktu tak bisa terhenti dalam transisi
Membawa syair syair berlabuh dalam segelas kopi
Obrolan malam dan nyanyian tak pernah terlewati
Merenungi hidup dan fajar pagi

Bait ke bait kurakit dalam penyesalan diri
Melawan dogma dogma lingkaran mati suri
Berbagai librani ku singgahi
Memberi candu bahwa hidup memang banyak arti

Nostalgia memang tak pernah terhenti
merayakan kebahagiaan yang di tangisi











Surat untuk marsinar #2

Marsinar, perjalanku kini sudah terlalu jauh, aku melihat begitu banyak penderitaan di desa-desa, ada ibu imas yang setiap hari menanam ke...