Sabtu, 12 Mei 2018

Nur Hilal Dalam Kegelisahan #1


Terimakasih untuk hari itu
Bagi saya Ini bukan sebuah perjumpaan yang untuk dilupakan namun ini awal perjumpaan yang membuat saya belajar bahwa ini titik awal yang bisa membuat saya menjadi manusia yang manusia. 
Dari kesederhanaan mungkin manusia bisa lebih mengerti dengan keadaan namun dengan ketulusan apa yang kamu pertunjukan saya bisa lebih memahami dari sekedar kesederhanaan. 
Telah lama saya tertidur dalam keheningan,  tiba tiba kau datang seakan menampar jiwa ini untuk segera bangkit dari lubang itu, kamu memang hebat meski ku terlihat kotor namun kamu tetap saja merangkul dalam hal perjuangan diri.
Suara suaramu membuat hati bergemetar seakan membantu menghapus penyesalan yang telah terjadi. 
Memang kelamku masih kelam
Namun kau masih saja tetap singgah
Menunggu, seperti seorang bayi yang ingin berjalan namun perlu waktu yang tepat untuk hal itu.
Malam itu, katamu "kamu ini manusia,  berakal dan berfikir, kamu pasti tau mana yang terbaik mana yang bukan, namun, Jika kamu hanya diam saja dan tak berbuat apa apa, berarti kamu tak pernah memikirkam apa apa". 
Sontak jiwa ini merasa terpukul keras,  dan kuakui memang sampai saat ini aku masih belum bisa berbuat apa apa, penuh kebingungan dan penyesalan didalam diri.
Namun penuh kesabaran dan ketulusan suara suara itu terdengar dengan wajah serius ia bilang " jangan takut dalam hal apapun, kamu itu orang hebat,  namun kehebatanmu masih tertutupi oleh kebodohanmu sendiri, jadi sekarang aku minta ayo keluar dan berjalanlah".
Ia memang benar selama ini aku masih selalu memunculkan sikap yang bodoh.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat untuk marsinar #2

Marsinar, perjalanku kini sudah terlalu jauh, aku melihat begitu banyak penderitaan di desa-desa, ada ibu imas yang setiap hari menanam ke...