Sabtu, 26 Mei 2018

Harapan Bocah Kusam

bocah itu berjalan
menghampiri asap kendaraan
membawa sepucuk koran di tangan
keringatnya jatuh bergirai di trotoar jalanan
Terdengar kroncong perut yang penuh hayalan
mukanya lusung penuh harapan

dibalik warna merah bocah itu terhenti
berdoa dan mencari orang yang peduli
panasnya matahari tak membuatnya frustasi
agar jiwa dan raga tak mati suri

suaranya menari-nari dalam bumi
dari pagi sampai sore hari tak pernah terhenti
menawarkan koran demi sebuah rezeki
agar nasi dapat dibeli dengan keringat sendiri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat untuk marsinar #2

Marsinar, perjalanku kini sudah terlalu jauh, aku melihat begitu banyak penderitaan di desa-desa, ada ibu imas yang setiap hari menanam ke...