Selasa, 20 Maret 2018

Aku Pujanggamu

Bila bukan kamu, pada siapa tulisan puisi ini melampiaskan birahi
Atau hanya membuncah tak jelas di benak sinting sang penyair
Pada siapa kiasan indah melepas nafsu
Bila tidak di rahim hangatmu mereka berlabuh
Rahim bagi kata-kata cinta yang hendak bersetubuh
Di mana ia dapat dengan peka menjiwai setiap kata itu bekerja memabukkan dirimu
Nikmat-nikmatilah hingga kau mencapai titik candu

Buat apa peduli, mau aku dianggap ahli bermelankolis dipandang bagai dramaturgi
Atau dinilai akrab dengan ratap
Pemurung yang dalam mendung merenung
Merias puisi puja-puji semi-ironi
Bahkan jika kamu benci
Aku tak urung henti
Mungkin aku belum lihai menjinakimu
Tapi bila berbunga disimpan sendiri, mencacat berpura-pura
Awas kau terbawa suasana
masuk kedalam hayalan yang sebelumnya belum pernah kau singgahi

tapi sesungguhnya aku ingin kau masuk kedalam lubang intuisi
yang penuh dengan angan - angan


gunung putri,  25 desember 2017





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat untuk marsinar #2

Marsinar, perjalanku kini sudah terlalu jauh, aku melihat begitu banyak penderitaan di desa-desa, ada ibu imas yang setiap hari menanam ke...