Sabtu, 24 Agustus 2019

Rindu yang menggugat #38


Kekasih Kau harus tau,  daging melambangkan para pemimpin suku adat minangkabau
Kelapa melambangkan orang cerdik pandai
Cabe melambangkan alimnya ulama yang tegas dalam mengajarkan ilmu agama

Kasihku,  lihatlah marawa suku minangkabau
Dimana kuning menjadi simbol kedermawanan
Merah membuat kita harus berani, tangguh
Dan hitam adalah simbol tekad di dalam kehidupan
Kekasihku,  minang itu tangguh
Raga dan rumahnya tak akan runtuh

Kita akan menjadi kuat tanpa gugup ketika cerita tari payung berhasil menjadikan candu cinta walau tak berkasih

Ada juga kapal kapal pinisi berlayar jauh pada sketsa tanah beru
Lalu terdengar alunan musik kecapi di pantai pasir putih tanjung bira 
Aku menikmati senja yang perlahan tenggelam dengan gugatan rindu yang mendalam 

Kekasihku,  aku ingin menjadi pelaut ulung 
Di mana akan kutaklukan ombak dengan jiwa dan raga yang tangguh
disaat arahku menjadi sepi dalam menikmati sinar fajar di bukit indahnya apparalang
Lalu,  aku akan masuk ke dalam rumah kasih ibu
Wae rebo yang akan menyambut fajar pagi
Dalam damainya cinta senyuman manggarai ibu pertiwi 

Kekasihku,  ada tujuh bangunan krucut yang menghormati cinta dan kasihnya sang pemilik semesta
Dan akhirnya aku menjadi kuat dalam indahnya nusantara, lalu akan terus kubawa gugatan rindu ini pada jejak -  jejak goresan insan yang ingin bahagia

Kekasihku,  aku mencintaimu atas nama budaya dan indonesia. 
Lihatlah di morotai, di sana tersimpan sejarah perang dunia ke 2
Kau harus tau itu
Jika kau tidak tau
Biarkan puisi ini menjadi bola matamu
Dimana museum swadaya menjadi saksi bisu pada bangsa yang menghargai sejarahnya
Pantai wawama morotai menyimpan sejarahnya di dalam lautan
Senja turun kembali di pulau dodola
Mengabarkan bahwa rinduku masih diam dan bisu

Kekasihku,  jika kau masih diam dan tertidur dalam selimut yang miskin budaya
Maka kau harus mengerti dari indahnya ijen yang berwarna, lalu sembalun  yang memberi kedamaian untuk jiwa dan raga
Aku belajar dari bukit penyesalan
Aku pernah gagal pun pernah menyerah
Namun aku ingin bahagia dalam tangga pertama menuju surga yang tersimpan di rinjani sana
Toba,  aku ingin membawamu ke dalam dekapan air mata  kerinduan samosir yang selalu melegenda

Kekasihku, Kau tak akan mengerti dengan rindu yang bekelana
Sekalipun kau diam dan bisu
Aku masih tetap ada dalam darah nusantara dan tanah sunda. 
Nikmatilah, nikmatilah keindahan garuda di badannya, aku mencintaimu bersama sejarah sejarah bumiputera.
Dan aku gugat agar kau terpaksa membuka mata.

Aditya permana
Kantor antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat untuk marsinar #2

Marsinar, perjalanku kini sudah terlalu jauh, aku melihat begitu banyak penderitaan di desa-desa, ada ibu imas yang setiap hari menanam ke...