Jumat, 16 Agustus 2019

Rindu yang menggugat #33

Seharusnya kau mengerti dengan kelahiran cinta
Dalam gaungan tanah, sungai dan gunung yang dipolitisasi
Rinduku bukan tentang menikmati senja dan segelas kopi

Hari ini aku merindukan kolektivisasi
Mengapalkan sayap masyarakat yang dibudidayakan turun temurun sebagai warisan dari nene moyang

Hari ini aku merindukan bunga bertaburan di pusara pembangkang bahwa kapitalisme telah mati dalam peradaban yang penuh kedamaian

Hari ini aku merindukan,  semua pembalut diksi berteriak pada pembebasan dan pembenaran bukan mabuk dalam selangkangan saat isme di kambing hitamkan

Kasihku,  inilah hari - hari yang kurindukan dari gugatan wiji aku tumbuh menjadi biji yang melawan api
Dari munir aku tumbuh menjadi racun pembodohan reformasi
Dari udin aku tumbuh menjadi suara suara perlawanan dalam reruntuhan keadilan 

Kau harus mengerti dari tulang busuk peradaban
Karena sejatinya cinta adalah kemanusiaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat untuk marsinar #2

Marsinar, perjalanku kini sudah terlalu jauh, aku melihat begitu banyak penderitaan di desa-desa, ada ibu imas yang setiap hari menanam ke...