Sukma jelita menawar malam tanpa purnama
Selaksa romawi menari dalam aksara
Segelas arak mencium bibir penuh hikayat dan makna
Segelas arak mencium bibir penuh hikayat dan makna
Memapas rindu dalam aroma kesakitan
Mengatarkan kepala ini berlabuh pada penyair senja lalu mati terbunuh dengan segelas kopi
Mengatarkan kepala ini berlabuh pada penyair senja lalu mati terbunuh dengan segelas kopi
Dan ku antarkan lagi puisi ini pada dekapan
doamu untuk semesta,
Dengarlah kekasihku,
ada suara keras menjerit ditengah ramainya kota
menantang asap korporat perampas tanah
bahagia nya hilang dibungkam kaum elite dan bunga tulip terjatuh lalu mencari bahagianya hingga ke surga
menantang asap korporat perampas tanah
bahagia nya hilang dibungkam kaum elite dan bunga tulip terjatuh lalu mencari bahagianya hingga ke surga
kesedihan nya membuat bunga tulip bergerak
berjalan di karpet ketidakadilaan lalu
burung burung menyepi
seakaan tau bahwa sunyi akan datang mengadili
berjalan di karpet ketidakadilaan lalu
burung burung menyepi
seakaan tau bahwa sunyi akan datang mengadili
Kekasihku, yang sejati adalah cinta,
Bukan lembayung apalagi segelas kopi,
Jeritan mereka adalah kasih sayang,
Luka mereka adalah ketulusan,
Dan Bahagia mereka adalah kedamaian dunia,
Jeritan mereka adalah kasih sayang,
Luka mereka adalah ketulusan,
Dan Bahagia mereka adalah kedamaian dunia,
Bangunlah kekasihku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar