Kamis, 01 Agustus 2019

Rindu yang menggugat #11


Sukma jelita menawar malam tanpa purnama 
Selaksa romawi menari dalam aksara
Segelas arak mencium bibir penuh hikayat dan makna

Memapas rindu dalam aroma kesakitan
Mengatarkan kepala ini berlabuh pada penyair senja lalu mati terbunuh dengan segelas kopi
Dan ku antarkan lagi puisi ini pada dekapan 
doamu untuk semesta,

Dengarlah kekasihku,

ada suara keras menjerit ditengah ramainya kota
menantang asap korporat perampas tanah
bahagia nya hilang dibungkam kaum elite  dan bunga tulip terjatuh lalu mencari bahagianya hingga ke surga

kesedihan nya membuat bunga tulip bergerak
berjalan di karpet ketidakadilaan lalu
burung burung menyepi
seakaan tau bahwa sunyi akan datang mengadili
Kekasihku,  yang sejati adalah cinta,
Bukan lembayung apalagi segelas kopi,
Jeritan mereka adalah kasih sayang,
Luka mereka adalah ketulusan,
Dan Bahagia mereka adalah kedamaian dunia,

Bangunlah kekasihku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat untuk marsinar #2

Marsinar, perjalanku kini sudah terlalu jauh, aku melihat begitu banyak penderitaan di desa-desa, ada ibu imas yang setiap hari menanam ke...