Rabu, 21 November 2018

ada rayya di kopi progo





wanita itu hilang tanpa jejak
mengirim air mata ke cakralawa dan lembut bagai bianglala
dihufuk  matanya keras dan fana
bercadar pada masa lalu yang enggan bercerita
progo menjadi saksi dalam pertemuan dua insan yang seharusnya tidak untuk di pertemukan sama sekali
kukira progo akan mengobati raga yang pernah tersakiti
kupikir progo akan melahirkan senyuman yang penuh arti
namun progo hanya memberi  warna yang harus diciptakan sendiri



wanita itu pernah singgah didalam ruangan atau dimana biasa saya mengeluarkan ekpresi  sehari sehari dan kebetulan wainta itu adalah mantan kekasih sahabat saya sendiri,  saya pun tidak terlalu benar benar mengenal wanita itu lebih jauh , namun dengan keharmonisan tempat yang teman teman saya ciptakan mungkin rasat antara satu sama lain bisa terhubung tanpa direncanakan, dan mungkin juga sering nya sahabat saya membawa wanita itu ketempat tongkrongan membuat saya dipaksa untuk mengenalnya.

tiba waktu nya ketika sahabat saya memutuskan sendiri  dan saya pun tidak terlalu ingin ikut campur kedalam urusan asmara mereka. seperti biasanya ketika ada yang luka maka tak ada yang harus disapa,  begitu juga dengan kisah asmara saya sendiri. karena pada fase waktu itu saya dan teman teman mungkin sedang merasakan pikiran dan rasa yang labil.

tibalah dimana waktu saya harus benar benar fokus bekerja untuk janji saya sendiri agar tahun depan bisa melanjutkan pendidikan dari uang yang saya kumpulkan sendiri,  namun wanita itu hadir menanyakan kabar dan pekerjaan pada saya, entah apa  yang membuat wanita itu menanyakan hal itu pada saya , mungkin bisa dibilang ia jenuh dengan keadaan yang membuat dia harus bangkit dari tempat tidur dan mencari aktivitas yang sedikt bisa mengurangi kejenuhannya, tanpa banyak pikir panjang  dan memang kebetulan di tempat kerja saya sedang membutukan karyawan baru maka akhirnya saya bisa membantu dia untuk bekerja,  oh iya saya  bekerja di kopi progo sebagai pelayan awalnya saya menginginkan posisi sebagai barista dan akhirnya hal itu tidak sesuai ekpetasi  saya sendiri karena harus ada beberapa prosedur yang harus saya kuasai.

dan akhirnya wanita itu diterima di posisi yang sama dengan saya  dengan di terimanya ia di kopi progo banyak yang bilang bahwa kehadiran ia sebuah anugerah untuk kopi progo
karena ada wanita cantik yang bisa membuat hari hari di progo menjadi berwarna, ah bagi saya itu hanya bualan lelaki yang selalu dikeluarkan ketika memang benar benar harus dikeluarkan,
dan dari sinilah keakraban saya dengan wanita itu benar benar terjalin , namun saya sedikit tidak tega melihat ia membawa barang yang cukup berat dan membersihkan tempat kotor pada awalnya saya tau bahwa ia belum pernah melakukan hal yang seperti ini , namun saya percaya bahwa ia mampu untuk melakukan apapun.  hari ke hari ia selalu ceria hingga kecerian nya membuat semanggat dalam hal apapun.  dalam waktu senggang pun kami selalu berdikusi tentang masa lalu pribadi maupun kisah asmara, hingga benar benar kami saling mngetahui satu sama lain. 

suatu hari ada mantanku yang mengunjungi progo bersama temannya entah apa yang membuat dia datang ke progo bilangnnya sih dia rindu namun saya mencoba menjaga jarak  pada mantan saya sendiri karena saya tak mau kehadiran ia menganggu pekerjaan saya saat ini,  jaga jarak yang saya lakukan ternyata berhasil membuat ia semakin tidak nyaman, namun ila menyakan wanita itu

“ dia siapa?  , kenapa ga ditemenin”
dengan mata kosong saya jawab
“ dia mantanku la”
sontak dengan wajah kaget ia balas perkataanku
“ cantik juga yah dit”
saya tak heran dengan jawaban ila memang nyatanya dia sangat cantik namun saya bukan lelaki yang suka melihat kebelakang.
namun ada perkataan ila yang sampai saat ini saya tak bisa lupakan
“ kalo sayang sama orang tuh jangan di sia siain yah dit “
dengan wajah kebingungan saya hanya bisa mengangukan kepala
satu minggu sudah saya lalui di progo dengan ila
banyak kejadian- kejadian yang membuat saya bahagia disana mungkin begitu pula dengan ila
pada awalnya hanya bahagia dalam kontek pekerjaan.

saya masih dimana suatu hari saya pergi ke rumah ila karena alasan ingin melongok ila yang saat itu sudah dua hari tidak masuk kerja , kepergianku ke rumah ila tidak berjalan dengan mulus karena pada  hari cuaca memang sedikit tidak bersahabat dengan turun nya air hujan saya memaksan untuk bisa sampai di rumah ila, sesampainya saya dirumah ila , ia menyabut saya dengan baik dan mengjinkan saya masuk kedalam rumah walau saat itu keadaan rumah sedang tidak ada siapa siapa hanya ila sendiri, tak pikiran pikiran negatif dari pikiran saya , yang saya pikirkan hanya kesehatan ila sendiri.  dengan sambutan ia yang sangat baik ila menawarkan makan pada diri saya , dan memang kebetulan pada saat itu perut saya sedikit kroncongan

“ apa kamu lapar dit “
sontak memebri jawaban tanpa berpikir panjang
“ iya la perut saya sedikit kelapran”
tanpa pikir panjang dengan gaya koki yang ila miliki ia bergegas kedalam dapur untuk membuat sebuah hidangan untuk saya , namun pada saat memasak entah apa yang membuat ila berteriak
mungkin tangannya terkena oleh minyak panas ,
selesai sudah ila bertarung di dapur
ia datang dengan membawa makan
“ nih makan dulu dit”
tanpa basa basi
“ hartur nuhun ila “

saya lupa lagi dengan makanan yang ila suguhkan mungkin saya jawab bahwa itu adalah tenderloin, 
dengan lahap saya menghabiskan makanan itu , tak terasa makanan itu habis sampai piring nya bersih mengkilat dan sesudah makanan saya langsung tanya bagaimana dengan kondisi kesehatan ila
“ bagaimana dengan kesehatnmu la”
ia menjawab sembari wajahnya yang terus terusan memang laya handphone
“ aku baik baik aja ko dit, hanya saja bada sedikit tidak enak”
sontak mendengar kesehatan ila saat itu saya menjawab dengan nada yang lembut
“ kamu harus banyak istirhat la jangan terlalu cape dalamkerja maupun pikiran “

dan entah alasan apa yang membuat saya berani mengatakan hal itu
namun bagi saya itu hal wajar karena dengan ila itu adalah teman kerja.
tak banyak waktu yang saya habskan di rumah ila , waktu sudah malam saya ijin pamit untuk pulang namun dalam intuisi saya sedikit tidak tega meninggalkan ila sendirian dirumah begitu saja ,namun mau apalagi pada saat itu waktu memang sudah malam.
dijalan saya sempat berpikir bahwa kondisi ila yang sedang sakit tapi mau sempat – sempatnya membuat makanan untuk saya, timbullah kepedeaan saya saat itu juga

apakah ini pertanda ?
apakah ini sinyal ?
apakah ini ?
apakah ini ?

aah sudah dit kamu hanya melamun dan belum tentu lamunanmu itu benar.
kupercepat lajuan motorku pada saat itu karena memang badan ini sudah membutuhkan tempat tidur.
keesokan harinya  saya berjumpa lagi dengan ila di progo, ia menyapa saya dengan sebuah senyuman yang sangat indah dan entah apa yang membuat saya sedikit semangat kerja pada hari itu apakah mungkin efek dari senyuman ila .

dari senyuman ila pada pagi itu, saya sampai membayakan ketika saya pulang ke rumah namun saya berpikir panjang saat itu, jangan terlalu memakai rasa karena itu tidak baik ila itu mantan pacar dari sahabatku sendiri, jangan terlalu jauh dit ada hal yang harus kamu jaga dari sahabatmu sendiri, namun saya tidak munafik dengan hal ini , dari senyuman dan kebaikan ila saya benar benar jatuh hati pada ila, namun saya dibuat kebingungan kembali dengan sosok sahabat saya sendfiri dan akhirnya saya memutuskan untuk menjaga rasa ini didalam diri sendiri.
suatu hari ila jatuh dengan salah satu pengunjung progo yang memang setiap hari nya lelaki itu selalu mengahbiskan waktu di progo bagi saya lelaki itu memang lebih tampan dari diri saya sendiri namun saya sedikit kecewa dengan hati ila yang memilih lelaki yang berparas sepertiorang korea, tapi tidak apa apa karena itu pilihan ila sendiri, kalo kata kata telenovela yang sering baca maupun dengar “ kalo kamu bahagia aku juga pasti bahagia “ mungkin itu kutipan terbaik dari saya untuk ila,
akan tetapi berteman dengan kebohongan memang selalu tidak menyenangkan saya dibuat cemburu sendiri oleh lelaki yang biasa saya sebut korea , ingin sekali saya pukul namun siapa saya , saya bukan siapa siapanya ila , saya hanya teman yang mungkin ila anggap hanya biasa biasa saja, dan akhirnya saya sadar diri untuk apa mencintai kalo hanya untuk diri sendiri dan untuk apa juga bahagia jika tak ada yang di perjuangkan.

perjuangan saya pada ila masih kosong sama sekali belum di perlihatkan karena saya harus selalu menjaga kebaikan sahabat saya sendiri , namun rasa ini masih saja mengatakan suka , suka dan suka. ah sudahlah dit lupakan ila lupakan korea dan lupakan hatimu itu , saya mencoba menutup rapat hati saya sendiri , dan akhirnya saya berhasil untuk tidak mengungkapkan perasaan saya pada ila, karena bagi saya untuk apa mengungkapkan  intuisi jika tinta itu dibunuh oleh ketakutan sendiri



CHAPTER 1 ......
               


*Progo*









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat untuk marsinar #2

Marsinar, perjalanku kini sudah terlalu jauh, aku melihat begitu banyak penderitaan di desa-desa, ada ibu imas yang setiap hari menanam ke...