wanita itu hilang
tanpa jejak
mengirim air mata ke
cakralawa dan lembut bagai bianglala
dihufuk matanya keras dan fana
bercadar pada masa
lalu yang enggan bercerita
progo menjadi saksi
dalam pertemuan dua insan yang seharusnya tidak untuk di pertemukan sama sekali
kukira progo akan
mengobati raga yang pernah tersakiti
kupikir progo akan melahirkan
senyuman yang penuh arti
namun progo hanya
memberi warna yang harus diciptakan
sendiri
wanita itu pernah
singgah didalam ruangan atau dimana biasa saya mengeluarkan ekpresi sehari sehari dan kebetulan wainta itu adalah
mantan kekasih sahabat saya sendiri, saya
pun tidak terlalu benar benar mengenal wanita itu lebih jauh , namun dengan
keharmonisan tempat yang teman teman saya ciptakan mungkin rasat antara satu
sama lain bisa terhubung tanpa direncanakan, dan mungkin juga sering nya
sahabat saya membawa wanita itu ketempat tongkrongan membuat saya dipaksa untuk
mengenalnya.
tiba waktu nya ketika sahabat saya memutuskan sendiri dan saya pun tidak terlalu ingin ikut campur
kedalam urusan asmara mereka. seperti biasanya ketika ada yang luka maka tak
ada yang harus disapa, begitu juga
dengan kisah asmara saya sendiri. karena pada fase waktu itu saya dan teman
teman mungkin sedang merasakan pikiran dan rasa yang labil.
tibalah dimana waktu saya harus benar benar fokus bekerja
untuk janji saya sendiri agar tahun depan bisa melanjutkan pendidikan dari uang
yang saya kumpulkan sendiri, namun
wanita itu hadir menanyakan kabar dan pekerjaan pada saya, entah apa yang membuat wanita itu menanyakan hal itu
pada saya , mungkin bisa dibilang ia jenuh dengan keadaan yang membuat dia
harus bangkit dari tempat tidur dan mencari aktivitas yang sedikt bisa mengurangi
kejenuhannya, tanpa banyak pikir panjang dan memang kebetulan di tempat kerja saya
sedang membutukan karyawan baru maka akhirnya saya bisa membantu dia untuk
bekerja, oh iya saya bekerja di kopi progo sebagai pelayan awalnya
saya menginginkan posisi sebagai barista dan akhirnya hal itu tidak sesuai
ekpetasi saya sendiri karena harus ada
beberapa prosedur yang harus saya kuasai.
dan akhirnya wanita itu diterima di posisi yang sama dengan
saya dengan di terimanya ia di kopi progo
banyak yang bilang bahwa kehadiran ia sebuah anugerah untuk kopi progo
karena ada wanita cantik yang bisa membuat hari hari di
progo menjadi berwarna, ah bagi saya itu hanya bualan lelaki yang selalu
dikeluarkan ketika memang benar benar harus dikeluarkan,
dan dari sinilah keakraban saya dengan wanita itu benar benar
terjalin , namun saya sedikit tidak tega melihat ia membawa barang yang cukup
berat dan membersihkan tempat kotor pada awalnya saya tau bahwa ia belum pernah
melakukan hal yang seperti ini , namun saya percaya bahwa ia mampu untuk
melakukan apapun. hari ke hari ia selalu
ceria hingga kecerian nya membuat semanggat dalam hal apapun. dalam waktu senggang pun kami selalu
berdikusi tentang masa lalu pribadi maupun kisah asmara, hingga benar benar
kami saling mngetahui satu sama lain.
suatu hari ada mantanku yang mengunjungi progo bersama temannya
entah apa yang membuat dia datang ke progo bilangnnya sih dia rindu namun saya
mencoba menjaga jarak pada mantan saya
sendiri karena saya tak mau kehadiran ia menganggu pekerjaan saya saat
ini, jaga jarak yang saya lakukan ternyata
berhasil membuat ia semakin tidak nyaman, namun ila menyakan wanita itu
“ dia siapa? , kenapa
ga ditemenin”
dengan mata kosong saya jawab
“ dia mantanku la”
sontak dengan wajah kaget ia balas perkataanku
“ cantik juga yah dit”
saya tak heran dengan jawaban ila memang nyatanya dia sangat
cantik namun saya bukan lelaki yang suka melihat kebelakang.
namun ada perkataan ila yang sampai saat ini saya tak bisa
lupakan
“ kalo sayang sama orang tuh jangan di sia siain yah dit “
dengan wajah kebingungan saya hanya bisa mengangukan kepala
satu minggu sudah saya lalui di progo dengan ila
banyak kejadian- kejadian yang membuat saya bahagia disana
mungkin begitu pula dengan ila
pada awalnya hanya bahagia dalam kontek pekerjaan.
saya masih dimana suatu hari saya pergi ke rumah ila karena
alasan ingin melongok ila yang saat itu sudah dua hari tidak masuk kerja ,
kepergianku ke rumah ila tidak berjalan dengan mulus karena pada hari cuaca memang sedikit tidak bersahabat
dengan turun nya air hujan saya memaksan untuk bisa sampai di rumah ila,
sesampainya saya dirumah ila , ia menyabut saya dengan baik dan mengjinkan saya
masuk kedalam rumah walau saat itu keadaan rumah sedang tidak ada siapa siapa
hanya ila sendiri, tak pikiran pikiran negatif dari pikiran saya , yang saya
pikirkan hanya kesehatan ila sendiri.
dengan sambutan ia yang sangat baik ila menawarkan makan pada diri saya
, dan memang kebetulan pada saat itu perut saya sedikit kroncongan
“ apa kamu lapar dit “
sontak memebri jawaban tanpa berpikir panjang
“ iya la perut saya sedikit kelapran”
tanpa pikir panjang dengan gaya koki yang ila miliki ia
bergegas kedalam dapur untuk membuat sebuah hidangan untuk saya , namun pada
saat memasak entah apa yang membuat ila berteriak
mungkin tangannya terkena oleh minyak panas ,
selesai sudah ila bertarung di dapur
ia datang dengan membawa makan
“ nih makan dulu dit”
tanpa basa basi
“ hartur nuhun ila “
saya lupa lagi dengan makanan yang ila suguhkan mungkin saya
jawab bahwa itu adalah tenderloin,
dengan lahap saya menghabiskan makanan itu , tak terasa
makanan itu habis sampai piring nya bersih mengkilat dan sesudah makanan saya
langsung tanya bagaimana dengan kondisi kesehatan ila
“ bagaimana dengan kesehatnmu la”
ia menjawab sembari wajahnya yang terus terusan memang laya
handphone
“ aku baik baik aja ko dit, hanya saja bada sedikit tidak
enak”
sontak mendengar kesehatan ila saat itu saya menjawab dengan
nada yang lembut
“ kamu harus banyak istirhat la jangan terlalu cape
dalamkerja maupun pikiran “
dan entah alasan apa yang membuat saya berani mengatakan hal
itu
namun bagi saya itu hal wajar karena dengan ila itu adalah
teman kerja.
tak banyak waktu yang saya habskan di rumah ila , waktu
sudah malam saya ijin pamit untuk pulang namun dalam intuisi saya sedikit tidak
tega meninggalkan ila sendirian dirumah begitu saja ,namun mau apalagi pada
saat itu waktu memang sudah malam.
dijalan saya sempat berpikir bahwa kondisi ila yang sedang
sakit tapi mau sempat – sempatnya membuat makanan untuk saya, timbullah
kepedeaan saya saat itu juga
apakah ini pertanda ?
apakah ini sinyal ?
apakah ini ?
apakah ini ?
aah sudah dit kamu hanya melamun dan belum tentu lamunanmu
itu benar.
kupercepat lajuan motorku pada saat itu karena memang badan
ini sudah membutuhkan tempat tidur.
keesokan harinya saya
berjumpa lagi dengan ila di progo, ia menyapa saya dengan sebuah senyuman yang
sangat indah dan entah apa yang membuat saya sedikit semangat kerja pada hari
itu apakah mungkin efek dari senyuman ila .
dari senyuman ila pada pagi itu, saya sampai membayakan
ketika saya pulang ke rumah namun saya berpikir panjang saat itu, jangan
terlalu memakai rasa karena itu tidak baik ila itu mantan pacar dari sahabatku
sendiri, jangan terlalu jauh dit ada hal yang harus kamu jaga dari sahabatmu
sendiri, namun saya tidak munafik dengan hal ini , dari senyuman dan kebaikan
ila saya benar benar jatuh hati pada ila, namun saya dibuat kebingungan kembali
dengan sosok sahabat saya sendfiri dan akhirnya saya memutuskan untuk menjaga
rasa ini didalam diri sendiri.
suatu hari ila jatuh dengan salah satu pengunjung progo yang
memang setiap hari nya lelaki itu selalu mengahbiskan waktu di progo bagi saya
lelaki itu memang lebih tampan dari diri saya sendiri namun saya sedikit kecewa
dengan hati ila yang memilih lelaki yang berparas sepertiorang korea, tapi
tidak apa apa karena itu pilihan ila sendiri, kalo kata kata telenovela yang
sering baca maupun dengar “ kalo kamu bahagia aku juga pasti bahagia “ mungkin
itu kutipan terbaik dari saya untuk ila,
akan tetapi berteman dengan kebohongan memang selalu tidak
menyenangkan saya dibuat cemburu sendiri oleh lelaki yang biasa saya sebut
korea , ingin sekali saya pukul namun siapa saya , saya bukan siapa siapanya
ila , saya hanya teman yang mungkin ila anggap hanya biasa biasa saja, dan
akhirnya saya sadar diri untuk apa mencintai kalo hanya untuk diri sendiri dan
untuk apa juga bahagia jika tak ada yang di perjuangkan.
perjuangan saya pada ila masih kosong sama sekali belum di
perlihatkan karena saya harus selalu menjaga kebaikan sahabat saya sendiri ,
namun rasa ini masih saja mengatakan suka , suka dan suka. ah sudahlah dit
lupakan ila lupakan korea dan lupakan hatimu itu , saya mencoba menutup rapat
hati saya sendiri , dan akhirnya saya berhasil untuk tidak mengungkapkan
perasaan saya pada ila, karena bagi saya untuk apa mengungkapkan intuisi jika tinta itu dibunuh oleh ketakutan
sendiri
CHAPTER 1 ......
*Progo*

Tidak ada komentar:
Posting Komentar