kita bertemu di persimpangan yang dulu memisahkan kita dalam keresahan dan pertanyaan, dulu kamu lebih memilih untuk pergi tanpa kembali, tapi kamu meninggalkan pertanyaan" yang sampai saat ini belum saya jawab, sengaja saya tidak menjawab pertanyaan itu, karna untuk apa saya menjawab pertanyaan yang fana, kilat nya pertemuaan kita di jalan persimpangan itu memberi sedikit gebrakan untuk mempertanyakan yang dulu pernah kamu rangkai. rangkaian yang menurutku itu adalah sebuah kolase yang absurd. senyumu itu bagiku senyum yang tak layang untuk dipertunjukan karena bukan kebahagiaan yang kamu beri akan tetapi kamu hanya memberi luka dalam topeng keindahan. sungguh aku dibuat tak berdaya oleh keindahanmu, karena bagiku sebuah keindahan harus dirawat dengan baik dan benar, itu alasan kuat mengapa aku mengalah pada keindahan. pada kemaraian aku bertanya "untuk apa kau hadir dalam keheningan, aku sudah nyaman tinggal disuasana seperti ini, apa kau hadir hanya untuk merusak keheningan ini ?. sudahlah lebih baik kau pergi, hampiri saja kemewahan itu, bukannya kau lebih bahagia terlihat glamour, sudahlah jangan pernah kau menemui orang sepertiku, aku takut merusak kemewahanmu, aku hanya manusia tak punya apa apa untuk di perlihatkan kepada orang lain. anggap saja dulu kau hanya singgah di dalam rumah hancur yang tak bisa membuat dirimu terlihat megah. namun aku sekarang masih hidup, salah satu alasan mengapa aku masih hidup adalah menerima kenyataan dan bahagia dalam keheningan. pergilah aku harap diluar sana kau akan menemukan arti kehidupan yang sebenarnya.
sejatinya perjuangan : Tidak ada manusia yang di lahirkan sia-sia, Aku mencintaimu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Surat untuk marsinar #2
Marsinar, perjalanku kini sudah terlalu jauh, aku melihat begitu banyak penderitaan di desa-desa, ada ibu imas yang setiap hari menanam ke...
-
Pada akhirnya kesepian jadi teman sejati, membanting raga yang sedang bermimpi untuk bangkit kembali, menusuk intuisi membuat nadi mati un...
-
Pelukan rimba hanya jadi pinus, tertusuk dunia kalut melontarkan kata yang hanya jadi pembalut, aku pergi membuang setiap keluh melawan dog...
-
Burung burung sirna sarangnya rembulan Perampasan sandang pangan kemanusiaan Orang orang diam enggan bersaksi Jeritan sukma harus dikab...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar