Bangun pagi
bukannya gosik gigi
Angin pagi
mengajak becumbu dengan layar dan jarinya sendiri
Mulutnya besar
bagai senjata laras tak ada rasa nurani
sekali tembak
lawannya jadi mati
Telenovela tak
pernah terlewati
Malam dingin
menangisi tayangan yang tidak bermateri
kata kata jadi
senjata dalam pembuktiaan diri
bahwa maya tak
pernah mengingkari tentang eksistensi
burung burung berkicau tentang kebohongan diri
sendiri
demi pujian
untuk kebanggaan tersendiri
punggungnya tak
mau lepas dari selimut yang ibu cuci
bersembunyi
dalam kebodohannya sendiri
mulutnya kilat
memperluas kebohongan jati diri
berkomentar kini
sudah menginjak aksinya sendiri
raganya kuat
dalam hayalan
namun lemah
dijalanan
ambisinya kuat
di hayalan
namun jiwanya
menolak untuk kesadaran

Tidak ada komentar:
Posting Komentar