Kamis, 02 Agustus 2018

Keluarga dalam hayalan



Siapa yang tidak ingin mempunyai keluarga yang harmonis dan surga bagi kehidupannya ?
Siapa yang tak mau dukungan moral atau moril dari keluarga ?
Siapa yang tak mau diperhatikan keluarga ?
Dan siapa yang tidak mau di banggakan oleh keluarga ?
Semuanya pasti membutuhkan itu semua ?

Namun apadaya bila ada anak yang terlahir tanpa orang tua
Mungkin itu semua hanya hayalan baginya
Tenang didalam itu ia mempunyai kelebihan yang sangat luar biasa
Kelebihan yang tidak dimiliki pada anak anak yang masa kecil nya mendapatkan perhatian atau perdampingan dari orang tua
Saya tidak bisa menyebutkan kelebihan apa yang ia dapatkan
Namun dengan kesabaran dan keikhlasan yang ia miliki bagi saya itu sudah termasuk kelebihan yang sangat luar biasa

Jika saya ada diposisi ia mungkin apa rasanya
Melewati hari tanpa suara lembut keluarga
Merasakan harmonisnya meja makan
Mendapatkan dukungan dari sang ayah atau ibu

Mungkin entah apa yang akan terjadi bisa jadi frustasi melewati kehidupan
Anak itu memang sangat luar biasa, tetap semangat ceria dan bahagia
Suatu hari saya mengajak anak itu berkomunikasi, disalah satu tempat yang dipenuhi anak anak yang nasibnya sama seperti ia.

“apa yang membuat adek bersabar dalam menghadapi kenyataan ini “
Dengan ceria dan lugunya wajah seorang anak biasanya, ia mengatakan ‘’ ceria aku adalah ceria ibu bahagia aku adalah bahagianya ayah, jadi ketika aku sedih aku takut mereka berdua sedih di alam sana”, Jawaban yang sangat menyetuh hati saya, sontak dengan apa yang anak kecil itu bilang saya langsung teringat kepada ibu dan alm ayah, setiap hari saya selalu memperlihatkan wajah malas kepada mereka.

Tak banyak waktu yang saya habiskan dengan anak itu, karena saya mengerti dengan fase fase anak tersebut ia lebih menyukai bermain dibandingkan berinteraksi dengan orang dewasa, Dengan kata yang keluar dari dirinya bagi saya itu sudah sangat memukul hati dan rasa saya.

Namun sangat beruntungnya mereka dan saya tidak akan membahas lagi tentang rugi nya anak itu, bagi saya ia dilahirkan kedunia adalah salah satu anugerah tuhan, dengan lahirnya anak itu saya diingatkan dengan hal berbagi dan mengasihi, Ia memang gudang kebaikan walau saat ini realitas yang terjadi masih banyak yang tidak menyadari bahwa ia adalah malaikat dalam konteks sosial.
Entah hal apa yang membuat realitas bisa seperti itu ?
Apa mungkin tertidur dalam kemewahan ?
Apa mungkin terhimpit dalam ketidakcukupan ?  
Dan apa mungkin rakus dalam kekuasaan ?
Untuk mengasihi tidak perlu menunggu siapapun, kembali lagi kepada diri
Resapi apakah diri kita sudah mempunyai rasa untuk mengasihi ?
Dan jangan libatkan ketulusan mereka demi eksistensi yang didapatkan dalam media maupun sosial , mereka bukan tempat popularitas yang diperlihatkan.
Mari kita benahi diri sudah sejauh mana rasa kemanusiaan ini hidup dalam konteks nurani dan mengasihi.

Senyumnya anak itu memang indah tanpa dilebihkan dan tulus apadanya
Menikmati keadaan dan menysukuri kehidupan
Ia memang luar biasa, bisa bertahan walau dalam posisi yang terhimpit
Dan doa ia pun sangat kilat, bisa melebihi doa doa orang pada biasanya
Dan bagi saya mengasihi mereka adalah merawat kehidupan
Membahagiakan mereka bisa juga membahagiakan tuhan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat untuk marsinar #2

Marsinar, perjalanku kini sudah terlalu jauh, aku melihat begitu banyak penderitaan di desa-desa, ada ibu imas yang setiap hari menanam ke...